Pantaskah Kupinta Ampunan-MU


Ya Allah Ya Rabb Dalam Pekatnya Malam Kusedandungkan Kesedihan

di antara kidung malam penyesalan

Selama Ini Kuterlena akan keindahan sang rembulan

di bawah pucuk bintang-bintang

Kini kumerasa hilang dalam dunia yang Engkau berikan kepada hamba-Mu ini

Jiwa yang mati di telan oleh megahnya duniawi

kini telah datang malam mengusik sepi gemerlap bintang pun kian menjauh

disini ku kuhanya berharap secercah harapan ampunan kepada-Mu

untuk menggapai ranting kehidupan yang melambai dalam lamunanku.

Agar dapat terbiaskan cahaya sinar rembulan ketika malam datang menjelma

Pantaskah ku minta ampunan-Mu?

Yang begitu berat kupinta karena dosa-dosaku

Di iringi berjuta penyesalan di dalam pelipur jiwa yang terluka

Ya Allah ya Rabb Peluk Sukma Ini dalam cahaya-Mu

Agar Lembayun Senja Menyinari dalam keagungan-Mu

Dan Embun Membelai dalam hangatnya Untuk Menyambut Hari esok

Agar dapat menghangatkan jiwa dan kalbu ini dalam kasih dan Ampunan-Mu

Related Posts:

Mahligai Air Mata

 
Disini kubercengkrama dengan kerinduan dalam lamunan 

Terbisik lirih dalam hati yang enggan menampakkan 

wajah Di balik kelabu awan meneteskan airmata 

bukan kusedih bukan pula kubahagia 

Hanya kusematkan kepada mahligai air mata 

karena bibir tak mampu lagi berkata 

Biarlah air mata mengalir haru dalam telaga 

hati bergejolak rasa Walaupun tak henti-hentinya mengalir deras 

di setiap kehampaan Pada sepi yang berpijar memandang cakrawala 

yang kurangkai dalam aksara Yang penuh Tanya dalam sukma disaat waktu 

yang kutapaki Untuk memaknai setiap goresan dalam megahnya dunia 

Biarkan aku terlena dalam mahligai air mata yang terselubung dalam hidup 

Biarlah kubersenda gurau dengan beribu makna kata membangun sejuta

aksara Pada kata yang berhembuskan dalam jiwa yang mengalir dalam kalbu Yang kelak akan Sirna 

bersama waktu yang tak akan tersungging lagi.

Related Posts:

Terpukau Seribu Kerinduan


Ketika Dibelai Asmara dalam hati yang sepi penuh bayangan kerinduan 

Engkau menjelma dalam Malam Menyinari Setiap Sudut Ruangan Hati ini Yang telah lama padam 

terselimutkan kegelapan Kini Kuterpukau seribu kerinduan yang terbias di setiap jendela hariku 

Yang kadang membuatku hangat di bawah terik mentari dan bersinar disetiap malam datang 

Tercurah semua rasa seribu kerinduan ini. Tapi ketika rasa itu terlerai di akhir kerinduan 

laksana terik mentari selalu menyengat di setiap pagi menghampiri 

dan malam pun kian tak menyinari dibawah bulan purnama. 

Kini kuterpukau seribu kerinduan yang membahana di sanubari yang di terjang oleh gemuru angin kesepian.

Kini duduk diam membisu hanya terpukau seribu kerinduan yang terasakan yang abadi di dalam diri 

Menemani setiap suasana hari yang terlewati tak bertepi dalam kehidupan 

entah kapan datang menyapa dikala kuterlena oleh kerinduan yang tak bersyarat

Related Posts: